Lomba Menggambar Wajah Nabi Muhammad SAW

Menag dan Menkominfo Minta Laman Ditutup

JAKARTA-Penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW kembali terjadi di situs jejaring sosial Facebook. Setelah sebuah akun Facebook menampilkan hujatan dan hinaan bulan lalu, kini seseorang mendirikan grup yang berisi lomba menggambar wajah Rasulullah. Grup di Facebook yang berjudul Everybody Draw Mohammed Day itu sontak membuat pemerintah geram karena menghina ikon umat Islam tersebut.

”Ini merupakan kesekian kali Rasul yang kita junjung tinggi dilecehkan, karena itu sebagai Negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia kami akan mengajukan protes,” ujar Menteri Agama Suryadharma Ali ketika ditemui di kantornya, Rabu (19/5) kemarin.

Suryadharma meminta pengelola grup di Facebook tersebut menghentikan aktivitasnya. Me wakili umat Islam di Indonesia, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengaku merasa tersakiti dengan keberadaan situs tersebut. Suryadharma menyatakan belum mendapat laporan resmi tentang situs tersebut. Namun, berdasar analisa, pihaknya menyimpulkan

keberadaan situs tersebut sudah mulai mengganggu kerukunan umat beragama. “Kami akan memberikan surat peringatan kepada pengelola laman tersebut. Apakah itu individu, kelompok atau negara-lain, masih akan kami kaji dahulu,” jelas Suryadharma.

Menurut dia, penggambaran kartun itu adalah penodaan, penghinaan dan penistaan agama. Bagi warga Indonesia yang mengikuti lomba tersebut, masyarakat yang akan memberikan sanksi. Hingga kini, pihaknya belum berencana meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melarang akses terhadap laman tersebut. “Masalah teknologi informasi biarlah jadi bagian Kementerian Komunikasi dan Informatika. agar dicegah dan tidak beredar,” paparnya.

Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring menyatakan segera menyurati perusahaan pengelola Facebook. Pemerintah, melalui otoritasnya akan berupaya agar pihak yang menyelenggarakan lomba menggambar kartun Nabi Muhammad tersebut menghentikan aktivitasnya. “Kami akan segera menyurati pengelola Facebook itu karena (sumber situs, Red) ini ada di luar negeri,” kata Tifatul ketika dihubungi kemarin.

Ia mengatakan, pemerintah tidak dapat menutup jejaring sosial grup itu karena mengakibatkan tertutupnya seluruh kanal untuk situs Facebook di seluruh wilayah tanah air. Hal itu belajar dari pengalaman sebelumnya ketika pemerintah pernah menempuh kebijakan atau prosedur penutupan situs yang ternyata berakibat pada ditutup seluruh laman itu. “Yang terpenting saat ini adalah kesadaran kita untuk menghadapi persoalan itu, kalau tanpa kesadaran meskipun nanti ini ditutup besok bisa muncul yang serupa lagi,” kata Tifatul.

Petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berpendapat bahwa keberadaan akun facebook tentang lomba kartun Nabi Muhammad adalah provokasi terhadap kerukunan beragama, khususnya di Indonesia. Karena itu, dia mengimbau semua pihak tidak terpancing dengan ini. “Kita cooling down saja kalau ada hal-hal begini,” katanya.

Pemerintah, lanjutnya, akan kembali memperhatikan usulan kelompok masyarakat tertentu yang meminta pembatasan terhadap konten negatif di internet. Terutama yang memuat unsur penghinaan terhadap SARA, pornografi, judi, kekerasan, dan penipuan. Ia menegaskan, hal-hal seperti itulah yang ingin diminimalisasi RPM Konten. “Melalui kesempatan ini saya meminta masyarakat menggunakan facebook untuk hal-hal positif,” pungkasnya.

Lomba menggambar Nabi Muhammad ini diumumkan grup yang menamakan Everybody Draw Mohammed Day! Lomba tersebut rencananya akan digelar pada 20 Mei 2010. Informasi yang dimuat di grup yang dibuat sejak 25 April 2010 itu menyebutkan, “May 20th 2010 is draw Mohammed day! Help spread knowledge about this important day – invite your friends!”

Hingga pukul 15.58 WIB hari ini, sudah ada 40.481 pemilik akun Facebook yang menyatakan suka terhadap grup ini. (net/zul/jpnn)

KETURUNAN NABI MUHAMMAD S.A.W di GARIS PEREMPUAN

Dalam Kanzul Ummal 6: 300, kitab Fadhail, hadis ke 35512 disebutkan:Ibnu Abbas berkata, aku mendengar Nabi saw bersabda: “Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdil Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazzar bin Ma’da bin ‘Adnan bin Adda bin Udada bin Hamyasa’ bin Yasyhab bin Nabat bin Jamil bin Qaidar bin Ismail bin Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Asyu’ bin Ar’us bin Faligh bin ‘Abar (Hud) bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lumka bin Mutawasysyalikh bin Akhnukh (Idris) bin Azda bin Qinan bin Anwasy bin Syayts bin Adam (as).


Al-Muttaqi Al-Hindi mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ad-Daylamni.Dalam Kanzul Ummal 6: 106, kitab Fadhail, hadis ke 32010 disebutkan:Rasulullah saw bersabda: “Aku dan Adam berada di surga dalam sulbinya, aku menaiki bahtera dalam sulbi ayahku Nuh, aku dilemparkan ke dalam api dalam sulbi Ibrahim, ayah-ayahku tidak pernah tersentuh oleh perzinaan. Allah senantiasa memindahkan aku dari sulbi yang baik ke dalam rahim yang suci, suci dan memberi petunjuk. Tidaklah tumbuh dua cabang kecuali aku yang terbaik. Allah menjadikan kenabian sebagai perjanjian (mitsaq)ku dan Islam sebagai perjanjian (‘ahd)ku. Allah menginformasikan sebutanku dalam Taurat dan Injil, menjelaskan sifat-sifatku kepada setiap nabi, memancarkan cahayaku ke muka bumi, menaungi wajahku dengan awan, mengajarkan kepadaku kitab-Nya, memuliakanku di langit-Nya, menjadikan namaku dari asma-Nya, Pemilik Arasy adalah Al-Mahmud dan aku adalah Muhammad. Allah berjanji padaku bahwa mereka yang mencintaiku akan berada di telaga Haudh dan Kautsar. Dia menjadikan aku orang yang pertama memberi syafaat dan diizinkan untuk memberi syafaat. Kemudian Dia menghadirkan aku pada abad yang terbaik bagi ummatku, mereka adalah orang-orang yang terpuji, melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar.”Al-Muttaqi Al-Hindi mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dan Ibnu Abbas.

Dalam Thabaqat Al-Kubra Ibnu Sa’d, jilid 1, bagian 1: 31, dzikr ummahat Rasulillah saw, disebutkan:Imam Ali bin Husein (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:“Sesungguhnya aku dilahirkan dari pernikahan, aku belum pernah dilahirkan dari perzinaan sejak dari Adam. Aku belum pernah sedikit pun tersentuh oleh perzinaan kaum jahiliyah, aku belum pernah dilahirkan kecuali dari kesucian pernikahan.”

Allamah Sayyid Murtadha, penulis kitab “Fadhâil Al-Khamsah min Ash-Shihhah As-Sittah”, mengatakan: Hadis tentang bahwa Nabi saw dilahirkan dari pernikahan bukan dari perzinaan banyak sekali.


Makna dari kata al Kautsar secara harfiah adalah kebaikan atau kenikmatan yang sangat banyak berlimpah, disamping itu al Kautsar adalah nama sebuah telaga surgawi yang disediakan khusus oleh Allah Ta’ala bagi Rasulullah Saww, dan ditempat ini pula kelak kaum muslimin akan diijinkan untuk berziarah dan bertemu dengan Rasulullah Saww serta para Ahlulbaitnya, makna ini diambil berdasarkan daripada hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Muslim yang bersumber dari Sayyidina Anas bin Malik.

Sementara itu Syekh Fakhruddin ar Razi menyebutkan bahwa salah satu makna dari al Kautsar adalah keturunan Rasulullah Saww, hal ini berkaitan dengan asbabun nuzul surah ini (berdasarkan hadits riwayat al Baihaqi didalam kitab ad Dala’il, bersumber dari Muhammad ibn Ali) turun untuk membantah orang-orang kafir yang menghina dan mengolok-olok Rasulullah Saww sebagai orang yang abtar, tidak memiliki penerus atau terputus keturunannya setelah putra Rasul wafat, dan dalam anggapan kaum Quraisy saat itu bahwa meninggalnya seorang anak laki-laki berarti terputus keturunannya. Namun Allah menjawab bahwa keturunan Rasulullah Saww tidak akan terputus, yang dimaksud keturunan beliau itu berasal daripada anak cucu Sayyidatun nisa fil alamin Siti Fathimah az Zahra. Selain Syekh Fakhruddin ar Razi, diantara para ulama yang berpendapat seperti ini adalah Syekh Muhammad Abduh, Abu Hayyan, al Alusi, al Qasimi, dan Ibn Jinni. Tidak diragukan lagi bahwa satu diantara beragam nikmat yang dianugerahkan Allah kepada Rasulullah Saww adalah anak keturunannya yang tidak akan terputus dan habis bahkan sampai hari kiamat. Berkaitan dengan inilah kiranya Rasulullah Saww bersabda dalam riwayat dari Sayyidina Abdullah bin Abbas :

“Setiap hubungan keluarga dan nasab terputus pada hari Kiamat, kecuali hubungan keluarga dan nasabku.”
(HR. At Thabrani didalam kitab al Ausath dan kitab al Kabir ; al Hakim didalam kitab al Mustadrak menyatakan bahwa hadits ini shahih ; al Baihaqi didalam as Sunan al Qubra dari Umar bin Khathab ; Ibnu Asakir juga meriwayatkan hadits serupa dengan sumber riwayat dari Ibnu Umar ; Jalaluddin as Suyuthi menganggap hadits ini shahih dan meriwayatkannya didalam kitab Jami as Shagir, hadits no.6361)

Umar bin Khathab meriwayatkan bahwa Rasulullah Saww bersabda :

“Setiap anak keturunan seorang perempuan dinisbatkan kepada bapak-bapak mereka, kecuali anak keturunan Fathimah. Sesungguhnya mereka dinisbatkan kepadaku dan akulah bapak mereka.”
(HR. At Thabrani didalam kitab al Kabir, beliau juga meriwayatkan hadits yang sama dengan riwayat dari Siti Fathimah az Zahra ; Abu Nu’aim dalam kitab al Ma’rifah ; Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Jami al Kabir, hadits no.6294)

Pendapat ini juga didukung dengan ayat Qur’an yang mengungkapkan bahwa diantara para Nabi, anak cucu dari seorang perempuan juga dianggap sama seperti keturunan dari seorang laki-laki.

Allah Ta’ala Berfirman :

“Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.”
(Qur’an surah al An’am ayat 84 & 85)

Perhatikanlah dengan seksama masalah ini, sebagaimana al Qasimi menulis didalam kitab tafsirnya, “Al Qur’an menamai Isa putra Maryam sebagai anak keturunan Nabi Ibrahim, padahal Nabi Isa adalah anak dari ibunya.” Maka berkaitan dengan hal inilah Jabir ibn Abdillah menuturkan bahwa Rasulullah Saww bersabda :

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menjadikan anak keturunan setiap Nabi dari tulang rusuk mereka, tetapi Allah menjadikan keturunanku dari tulang rusuk Ali ibn Abi Thalib ra.”
(HR. At Thabrani dan al Khathib al Baghdadi ; Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Ihya al Mayyit fi Fadha’il Ahlul Bait, hadits tambahan ke 23)

Dalam hemat kami, hal ini pula yang menjadi makna dari Firman Allah berikut ini :

“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
(Qur’an surah at Thuur ayat 21)

Umar bin Khathab meriwayatkan bahwa Rasulullah Saww bersabda :

“Setiap anak keturunan seorang perempuan dinisbatkan kepada bapak-bapak mereka, kecuali anak keturunan Fathimah. Sesungguhnya mereka dinisbatkan kepadaku dan akulah bapak mereka.”
(HR. At Thabrani didalam kitab al Kabir, beliau juga meriwayatkan hadits yang sama dengan riwayat dari Siti Fathimah az Zahra ; Abu Nu’aim dalam kitab al Ma’rifah ; Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Jami al Kabir, hadits no.6294)

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menjadikan anak keturunan setiap Nabi dari tulang rusuk mereka, tetapi Allah menjadikan keturunanku dari tulang rusuk Ali ibn Abi Thalib ra.”
(HR. At Thabrani dan al Khathib al Baghdadi ; Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Ihya al Mayyit fi Fadha’il Ahlul Bait, hadits tambahan ke 23)

Kalau anda mencoba memahami sendiri kandungan ayat-ayat Qur'an tanpa mencari penjelasan dari hadits, maka saya khawatir anda terjebak kedalam kesalahan pemikiran.

Maka sudilah kiranya anda mempelajari lebih dalam lagi kajian hadits dan sejarah yang berkaitan dengan tema nasab Rasulullah Saww ini. Cobalah untuk bertanya kepada para Ulama yang memahami permasalahan ini. Karena riwayat-riwayat tentang Ahlulbait Rasulullah Saww ini diakui secara shahih dan mutawattir oleh segenap kalangan ulama Ahlusunnah.
ISLAM LIBERAL

Islam Liberal merupakan sebuah pemikiran yang menyuarakan liberalisasi atau kebebasan dalam ber-Islam. Mereka senengnya melontarkan pemikiran-pemikiran yang nyeleneh terhadap otentisitas al-Qur’an dan Sunnah. Pola pikir mereka adalah pola pikir yang bebas dalam mengemukakan pendapat, bebas berbuat apapun terhadap syariat yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, bebas yang tidak ada batasnya. Kebebasan tersebut bagian manifestasi pola pikir dari ideologi peradaban barat yang mereka elu-elukan. Dengan kata lain “Islam Liberal” adalah peradaban Barat yang diartikulasikan dengan bahasa dan idiom-idiom keislaman.

Di Indonesia organisasi Islam Liberal bernama JIL alias Jaringan Islam Liberal. Dalam organisasi ini, tokoh2 JIL sering berceloteh di media ataupun forum2 diskusi dalam mengkritisi hukum2 Islam yang bersumber pada Al-qur’an dan As-Sunnah. Menurut saya Islam Liberal seperti ideologinya agama kristen protestan. Kenapa demikian? karena menurut sejarah lahirnya kristen protestan dikarenakan banyaknya ummat nasrani yang memprotes atas perintah ataupun dogma-dogma gereja yang mengikat kepada ummatnya. Bagi mereka Islam bukanlah solusi atas permasalahan ummat (seperti kembali kepada Al-qur’an dan As-Sunnah). Hukum Islam yang terdapat pada Al-qur’an, Sunnah, Ijma dan Qiyas bagi mereka adalah bukan ketetapan hukum yang baku.

Bagi mereka pola pikir yang nyeleneh terhadap hukum Islam merupakan sikap pencerahan atas kebebasan dalam menjalankan islam itu sendiri untuk menjadikan pembenaran atas sikap2nya itu. Kebenaran menurut versi orang Islam Liberal adalah tidak mutlak atau mengikat, kebenaran harus di dasari dengan semangat pembaharuan dan di sesuaikan dengan era kekinian. Pemikiran2 Islam Liberal selalu menjadi kontroversial bagi yang pernah membaca ataupun mendengarnya. Contoh hal mengenai toleransi terhadap ummat beragama lain dengan membuat fiqih lintas agama, kemudian masalah pluralisme, masalah sempalan ataupun aliran2 Islam (yang dikatakan sesat oleh MUI), dsb membuat ummat semakin dilunturkan pemahaman dan aqidahnya oleh mereka (Islam Liberal, pen).

Inti dari dasar pemikiran kaum Islam Liberal adalah metode penafsiran terhadap sumber-sumber hukum Islam (Al-qur’an, Hadits, Ijma, Qiyas) yang harus di intepretasikan secara kritis, bahasa lainnya adalah hermenitika. Menurut Agusti Anwar dalam judul weblognya Hermenetika kaum liberal, hermenetika bukan pendekatan baru. Metode analisis yang namanya dinisbatkan pada hemeneus, dewa penafsiran Yunani, telah dipakai sejak lama oleh intelektual kristen untuk memporak-porandakan kitab sucinya. Untuk kasus Islam Liberal pun tak jauh beda, mereka menggunakan metode analisis tersebut untuk mengkritisi sumber hukum Islam dalam rangka menghancurkan Islam sebagai agenda terselubungnya. Menurut mereka, menafsirkan firman Allah dalam Al-qur’an dengan metode hermenetika merupakan cara yang modern dalam memahami firman Allah karena mudah dimengerti oleh ummat manusia. Rasulullah bersabda: “Dan barangsiapa yang berbicara tentang (menafsirkan) Al-Qur’an dengan pikirannya semata, maka persilahkan menempati tempat duduknya di neraka” (HR.Tirmizi). Dalam riwayat lain, “Barangsiapa yang berbicara tentang (menafsirkan) Al-qur’an dengan pikirannya semata, kalaupun (kebetulan) benar itupun dianggap salah“ (HR.Tirmizi). Sahabat nabi ataupun ulama tabi’in aja selalu berhati-hati dalam menafsirkan Al-qur’an dan tidak berani menafsirkannya selagi tidak mengetahui ilmunya, namun yang dilakukan orang Islam Liberal adalah sebaliknya, dia menafsirkan ayat sesuai dengan hawa nafsunya.

Musuh utama mereka adalah orang2 yang kontra dengan pola pemikirannya. Mereka menganggap orang2 yang menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah orang-orang fundamentalis dan menganggap orang2 fundamentalis tersebut konservatif, kolot, kaku, saklek, garis keras, dsb. Orang2 fundamentalis yang sering disebut2 oleh kader JIL adalah orang2 PKS, HTI, MMI, MUI, FPI, Salafi, Wahabi, dsb. Menurut orang2 JIL, para fundamentalis selalu mencap JIL sesat dan menyesatkan, namun bagi mereka hal tersebut bukan dianggap sesat karena dalam pemikiran selalu berbeda pendapat itu dianggap biasa dan bagaimana kita mendiskusikannya seperti yang dinyatakan oleh Hamid Basyaib (tokoh JIL). Akhirnya, orang yang menentang dengan orang pendukung hermenetika sering mengalami benturan perdebatan2 dialogis yang tidak ada ujung pangkalnya, bahkan terkesan antagonistik.

Padahal Allah sudah menyatakan bahwa Dia adalah Yang Maha Benar dalam surat Al-Baqarah:147: “Kebenaran itu adalah dari Robbmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” Inilah kebenaran yang bersifat absolut , hakiki, baku dan tidak relatif. Apa-apa yang disyariatkan oleh Allah pasti benar dan adil, kendati kebanyakan manusia menolak dan menentangnya. Maka tidak layak bagi seorang muslim untuk mencari pilihan lain setelah datangnya aturan-aturan dari Allah dan Rasul-Nya: “Tidaklah patut bagi laku-laki mukmin dan tidak (pula)bagi wanita mukmin, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Siapa saja mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata” (QS.Al-Ahzab:36).

Salah satu kekonyolan mereka (JIL) adalah menjawab tantangan Allah untuk membuat Al-qur’an edisi revisi oleh Taufik Adnan Amal yang ingin membuat Al-qur’an edisi kritis: “Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al-qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat saja yang semisal Al-qur’an itu dan ajaklah penolong2mu selain Allah, jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang2 yang kafir” (QS.Al-baqaroh:23-24). Bahkan pada artikelnya Lutfi Syaukani dalam web Islam Liberal tidak meyakini bahwa Al-qur’an yang kita baca sehari2 adalah Al-qur’an yang diturunkan Allah kepada Nabi. Disamping mereka berusaha mengubah nash Al-Qur’an, sebagian dari mereka untuk menghujat ayat2 yang terdapat didalamnya. Simak saja ucapan Ulil Abshar Abdalla ketika membaca firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secarah kaffah” (QS.Al-Baqarah:208). Dia mengatakan, “Menurut saya, beragama secara kaffah itu tidak sehat dilihat dari pelbagai segi….beragama yang sehat adalah beragama yang tidak kaffah. Ucapan yang dikatakan ulil adalah arogan dan sombong karena dia sudah terang-terangan membangkang atas perintah Allah dalam firman-Nya, “Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: Jadilah kamu kera yang hina.” (Al-A’raaf: 166)
PERJALANAN HIDUP

Dalam menempuh sebuah perjalanan, perlu disadari licinnya jalan itu, walaupun hanya sekedar mengkikis hijab dosa yang ada pada kalbunya, karena kalbu bersifat tidak kelihatan begitupun dengan dosa tersebut. Tidak sedikit yang beranggapan tentang amal yang dikerjakan seolah menghasilkan kebajikan tetapi nyatanya itu semua sebagai sebuah kesalahan. Ini patut disadari, agar ketika ibadah, ia tidak sombong dan banyak menyalahkan orang lain, apalagi pada hakekatnya rajin ibadahpun semata pertolongan Alloh SWT.

Apabila telah sadar bahwa untuk mengkikis dosa yang menempel dan terus bertambah dalam setiap harinya tidaklah mudah, maka semestinya bagi orang yang mempunyai akal, ia akan berfikir tidak hanya diam berpangku tangan, tetapi mencari cara atau metode yang dapat membawanya kepada jalan keselamatan, bertanya atau yang lainnya.

Yang mulia Syeikh Ibnu Athoillah membuat sebuah pertanyaan dalam Hikamnya, bahwa manusia tidak akan mendapatkan pemahaman rahasia Tauhidulloh apabila didalam hatinya penuh dengan dosa dan kesalahan, baik secara lahir maupun secara bathin, dalam arti lain ia belum bertaubat. Jadi jelas dikatakan di sini bahwa orang-orang yang berrsih dan sucilah yang akan mendapatkan makna hakikat dari Tauhidulloh, akan tercurahkan kepadanya hakikat sebuah penciptaan dan rahasia dibalik indahnya alam ma’rifat.

Sehingga dikatakan dengan suci hatinya dari maksiat, maka ruh tersebut menjadi bersinar terang benderang bersama Tuhannya, ruhnya akan mengembara ke alam malakut kemudian kembali membawa hikmat-hikmat yang berkualitas tinggi yang berguna bagi diri dan lingkungannya. Dan hatinya terus bolak-balik kepada Tuhannnya dengan selalu berdzikir kepada Alloh SWT. Hatinya selalu mendapatkan penyaksian dengan Rabbnya, maka tersingkaplah rahasia ilahiyah. Dan ini semua bukanlah sebuah omong kosong atau dongeng belaka, tetapi nyata terjadi bagi orang yang sungguh-sungguh melakukannya. Apalagi seorang Syeikh Ibnu Athoillah menulis tidak ada motivasi lain dari yang bersifat keduniaan dan hawa nafsu, semata-mata ikhlas dan buah hasil tapak amal dirinya. Dari pengalaman spritualnya tergerak hatinya untuk menuangkan dalam sebuah kitab Hikamnya.


(ISSUE)
PEMBAHARUAN KRISTENISASI MODERN


Menurut fenomena yang terjadi saat ini, gerakan umat Kristen dalam menyebarkan agamanya melalui para misionarisnya, semakin gencar, pintar dan terpancar. Dampak dari gerakan mereka adalah banyaknya umat Islam yang murtad dan masuk menjadi bagian dari mereka.
Salah satu alasan tindakan mereka adalah bahwa umat ini membawa risalah Muhammad, sebuah ajaran samawi yang menelanjangi kepercayaan dan keyakinan mereka yang sangat hedonis.
Oleh karena itu sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita membentengi diri sekuat mungkin dari serbuan-serbuan serdadu gerakan pemurtadan umat Kristiani dengan jurus-jurus yang handal, terarah dan terealisasikan. Hal ini harus dilakukan dengan dua cara yaitu : kebulatan tekad li i`lai kalimatillah yang disertai dengan keikhlasan dalam hati serta pembekalan ilmu yang cukup dalam segala bidang untuk menghadapi segala macam trik dan taktik missionaris dalam menghadapi misi-misinya.
Salah satu bekal ilmu terpenting adalah dengan mempelajari Kristologi. Sekarang timbul pertanyaan, apakah Kristologi itu? Pasti banyak masyarakat awam yang kurang tahu atau bahkan sama sekali tidak tahu apakah Kristologi itu.
Kristologi secara bahasa Kristen umum adalah : cabang teologi yang mengkhususkan telaah kajiannya kepada pribadi Yesus sebagai Tuhan (Kamus Liturgi Katolik). Tapi yang dimaksud Kristologi sebagai pembekalan bukanlah itu, tetapi Kristologi yang sudah difilter dengan syari`at Islam sehingga Kristologi adalah ilmu yang akan mempelajari siapa Kristen yang sebenarnya sebagai bekal untuk berdakwah kepada orang Kristen juga kepada orang Islam yang sudah terjerat misi Kristenisasi.
Kita perlu belajar Kristologi karena upaya Kristenisasi yang semakin gencar, Kristologi merupakan bagian dari Islamologi, sebab-sebabnya adalah al-Qur`an bicara banyak tentang Nabi Isa yang oleh umat Kristen disebut Yesus. Misalnya : Qs 2:87,136,263, Qs 3: 45,52,55 dst. Selain itu terdapat nama Nabi dan orang lain dalam al-Qur`an yang sama dalam al-Kitab misalnya adalah Adam, Musa, Nuh, Ismail dll. Juga persamaan Hawa ,Ham, Yafef, Kan, Mikael, dll. Selain itu kita perlu balajar Kristologi karena merangsang keinginan berdakwah untuk umat Kristen. Maksudnya adalah kalau kita mempelajari Kristologi maka salah satu sifat baik yang akan muncul adalah merasa kasihan dengan orang Kristen karena mereka sudah tersesat, malah menyesatkan orang lain, karena itu kita merasa perlu berdakwah kepada orang Kristen.
Sedangkan manfaat mempelajari Kristologi adalah meyakinkan umat Islam, bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna dan benar, selain itu dengan mempelajari Kristologi maka keimanan dan ketakwaan kita bisa semakin tebal karena kita bisa mengetahui seberapa tersesat umat Kristen, dan seberapa jauh upaya untuk menyesatkan umat Islam. Selain itu kita bisa tahu perbedaan-perbedaan ajaran yang mencolok dan menunjukkan betapa Islam adalah benar.
Dalam Injil disebutkan : carilah domba tersesat dan sebarkan ajaranmu ke seluruh dunia, dan jadikanlah murid-muridmu. Yang dimaksud domba tersesat disini adalah semua orang yang tidak beragama Kristen, jadi tentu saja kaum muslimin termasuk anggota dari domba sesat yang akan dijadikan murid-murid mereka. Oleh karena itu umat Kristen sedang mencari ladang domba sesat untuk dijadikan jama`ahnya. Dikatakan pula dalam Injil surat Roma pasal 3 ayat 7 : “ dusta untuk syiar boleh-boleh saja.” Hal ini semakin memperkuat semangat Kristenisasi untuk menghancur luluh lantahkan Islam baik dari luar maupun dari dalam, baik dengan terang-terangan maupun dengan kelembutan.

Diantara upaya-upaya tersebut adalah :

-) Dengan menciptakan proyek-proyek Kristenisasi di Indonesia :
1. Jericho : yang bertugas mengkristenkan Jawa
2. Andalas : yang bertugas mengkristenkan Sumatra
3. Joseph 2004 : dengan misi menjadikan orang Kristen sebagai presiden, kalau tidak bisa minimal presidennya adalah orang yang ber-KTP Islam tapi fikiran-fikirannya seperti Yahudi / Kristen / Sekuler.

-) Gereja-gereja banyak mempelajari Islamologi sebagaimana polisi yang mempelajari Kriminologi, mereka bukan belajar untuk menjadi penjahat tetapi untuk menangkap penjahat tersebut, begitu juga umat Kristen mempersiapkan generasi-generasinya dengan Islamologi untuk mengalahkan umat Islam sendiri.

-) Ada institute teologi bernama kalimatullah, yang mengajarkan Islamologi sebanyak 185 sks, sedangkan Apostolos memberi Islamologi sebanyak 36 sks, sekarang berapa sks kah Islamologi kita sebagai umat Islam sendiri?

-) Ada dokter Suradi yaitu dokter Kristen yang membuka praktek gratis dalam rangka Kristenisasi bahkan dia berkata : “ kita jangan takut melakukan Kristenisasi karena umat Islam yang mengerti al-Qur`an hanya 10 % saja. Dan benarkah itu? Sebagai umat Islam kita pasti bisa menjawabnya.

-) Diciptakannya Injil berbahasa arab bahkan dibaca sari tilawah sehingga orang yang jarang membaca dan mendengarkan al-Qur`an pasti akan menyangka itu adalah lantunan ayat suci al-Qur`an.

-) Ada kaligrafi Injil Matius dengan dibuat untuk mencontoh al-Qur`an, dan disablon untuk dijual.

-) Dalam majalah fortune, edisi Juli 2002, James Riyadi mendirikan program Kristenisasi dengan program 100 sekolah gratis, sehingga ketika sekolah itu semakin lama semakin mahal, tak terjangkau maka banyak kaum muslimin yang menyekolahkan anak-anak mereka disitu dan tentu disitu ada pelajaran yang mempelajari dan mengajarkan ajaran-ajaran Kristen.

-) Dan yang lebih mengejutkan, siasat baru muncul dengan cara yang lebih brilliant, mereka mengerahkan para pastur dan pendeta serta tokoh-tokoh Islam dan juga para aktivis kampus, dengan semboyan persamaan agama menjadi nilai bersama. Wallahu a`lam dengan segala tindak-tanduk mereka.

Oleh karena itu sebagai umat Islam kita perlu waspada dan berhati-hati terhadap serangan-serangan Kristenisasi. Karena bisa muncul kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja dari golongan ikhwan dan akhwat kita, saudara kita seiman, seaqidah dan seperjuangan. Allah tidak tidur dan akan terus manjaga kita dan agama kita selama kita menegakkan kalimat tauhid dan mengagungkan kebesarannya.

“If we could first know where we are and wither we are tending, weBI better judge what to do and how to do it”
“Demean not thy personality by imitation, guart it a priceless jewel”
“Hapit and routin have and believable power to waste and destroy”

(Khazanah Islam)


HATI-HATI…..!

Hati-hati ! Ketika melangkah setiap hari

Hati-hati ! Jangan turuti nafsu ambisi

Hati-hati ! Lakukan dengan sepenuh hati

Hati-hati ! Jangan sampai hatimu mati

Hati-hati ! Kamu tidak hidup sendiri

Hati-hati ! Jangan pernah yang lain kau sakiti

Hati-hati ! Hati-hati ! Tak mudah memang menjaga hati

Namun tak perlu khawatir dan kecil hati

Jika kamu dekatkan dirimu dengan Ilahi

Hati tentram sampai akhir hayat nanti

Hati-hati ! Agar hidup kita diberkahi oleh Ilahi

Selamat di dunia dan di akhirat


Kata “Hati-hati” (dalam bahasa jawa ‘Ati-ati’), tentu sudah sering didengar, bahkan sejak kecil, orang tua kita selalu menasehati dengan kata: “Hati-hati ya nak!”.

Demikian pula di berbagai sudut jalan banyak kita lihat tulisan; “HATI-HATI”, tapi sejauh mana kita memahami kata tersebut?

Secara terminologi, kata “Hati-hati” atau “Ati-ati” dapat mudah dipahami bahwa itu berasal dari kata “Hati” atau “Ati”. Pengulangan kata tersebut adalah sesuatu yang unik, orang-orang tua zaman dahulu (yang mencetuskan kata tersebut) memiliki alasan atau dasar filosofis yang kuat dan mendalam. Paradigma masyarakat Jawa, “Ati-ati” dimaknai sebagai “Ati sing tansah eling” yang artinya adalah hati yang senantiasa (istiqomah) ingat, tertambat, terpikat dan taat kepada Allah Sang Maha Pencipta.

“Hati-hati” dapat dirasakan menjadi kata yang unik karena di bahasa manapun tidak ditemukan kata seperti itu, dalam Bahasa Inggris yang kita jumpai adalah “be careful” bukannya “heart-heart”. Dalam Bahasa Jepang, yang ada adalah kata “chui suru” atau “ki o tsukeru”, bukannya “kimo-kimo” atau “kokoro-kokoro”. Dalam Bahasa China adalah “xioxin”, bukannya “xin-xin” atau “gan-gan”. Dalam Bahasa Italia adalah “cauio” atau “attento”, bukannya “cuore-cuore”. Dalam Bahasa Belanda adalah “voorzichting” bukannya “hart-hart”.

Dapat diduga bahwa maksud dari makna yang diinginkan dari kata “Hati-hati” adalah bahwa yang menerima pesan atau yang membaca tulisan tersebut akan selalu melangkah dan bertindak dengan didasari pertimbangan hati nurani, sehingga apapun langkah dan tindakannya menjadi baik, benar atau penuh kearifan sehingga yang bersangkutan selamat dalam perjalanan mencapai tujuan hidupnya.

Dalam konteks Agama Islam, dengan merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits kita dapat menemukan “benang merah” nya sekaligus mutiara hikmah dari kata “hati-hati” yang berasal dari kata “hati” tersebut.

Orang yang hanya menuruti hawa nafsunya, maka hatinya menjadi “tertutup” (dan secara otomatis tidak bisa menggunakan hati nuraninya lagi) sehingga menjadi tersesat alias kehilangan petunjuk-Nya yang berakibat celaka bagi dirinya. Sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam Al-Qur’an dimana Allah SWT berfirman: “Dan Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka supaya mereka seperti belum pernah beriman kepadanya (al-Qur’an) pada permulaannya, dan kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya”. (QS. Al-An’am: 6 : 110). “ Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk si neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS. Al-A’raf : 7 : 179). “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia mendengarkannya”. (QS. Qaf : 50 : 37). “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”. (QS. Al-Isro’ : 17 : 36)

Menurut Syaikh Ahmad Ibnu ‘Atho’illah As-Sakandari, agar hati senantiasa baik atau ‘bening’, maka harus dijaga dengan cara ma`rifat atau mengenal (mencintai) Allah. Jadi, siapa yang tak mengenal Allah lewat tanda-tanda kekuasaan-Nya ia adalah sebuta-buta manusia. Bukan buta matanya, tetapi buta hatinya. (sebagaimana tersebut dalam surat Al-Hajj ayat 46). Adapun cara memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang berupa makhluk-makhluk ciptaan-Nya bukanlah sekedar menggunakan penglihatan lahir saja, Tetapi harus ditunjang pula dengan penglihatan mata batin (hati) yang jernih dan bersih dari berbagai macam dosa akibat perbuatan hawa-nafsu. Kepada Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah SAW bersabda : “Wahai Abu Dzar, Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihat Nya. Bila kamu tidak melihat Allah, maka yakinkan (dalam hatimu) bahwa Allah melihatmu.” Rasulullah SAW juga bersabda dalam Hadits Qudsi (yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim) dimana Allah SWT berfirman : “Aku berada disisi persangkaan baik hamba Ku, dan Aku bersamanya di saat ia mengingat akan Daku, maka apabila ia mengingat kepada Ku, niscaya Aku pun akan ingat padanya dalam diri Ku, dan kalau ia mengingat pada Ku di tengah-tengah kelompok, niscaya Aku mengingat pula di tengah kelompok yang lebih baik. Kalau hamba Ku mendekat pada Ku sejengkal, Aku mendekat padanya sehasta, kalau ia datang pada Ku dengan berjalan, Ku sambut kedatangannya dengan berlari”.

Syaikh Ahmad Ibnu `Ato`illah As-Sakandari menjelaskan bahwa buta mata belum tentu membawa bencana. Tetapi buta hati sudah pasti akan mendatangkan bencana atau siksa. Karena, apabila manusia sudah menderita penyakit buta hati, selama ia belum mendapat cahaya Ilahi yang berupa petunjuk-petunjuk kebenaran Ilahi, maka selama itu pula, jalannya akan tersesat. Bukan jalan menuju Surga yang ia tempuh, melainkan jalan menuju ke Neraka. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur`an : “ Dan barang siapa yang buta (hati) di (dunia) ini, maka ia buta di akhirat nanti dan bahkan lebih sesat jalannya.” (QS. al-Isra` : 17 : 72)

Lebih lanjut menurut beliau bahwa seseorang yang hatinya senantiasa di tambatkan dengan Allah, maka ia senatiasa bersandar dan berserah diri kepada Allah semata. Adapun yang telah dan akan terjadi pada dirinya, selalu di terima dengan baik sangka. Apabila mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur, sedangkan apabila mendapat musibah, ia terima cobaan itu dengan sabar (sebagai ujian keimanan). Orang yang demikian itu mengimani bahwa semua itu datangnya dari Allah untuk kebaikan dirinya.

Jadi telah nampak jelas, bahwa kata “hati-hati” memiliki makna filosofis yang sangat dalam dan sangat mendasar untuk menjadi pegangan kita dalam menjalani kehidupan didunia ini guna mencapai kemenangan atau keselamatan (di dunia dan akhirat) dan kebahagiaan jiwa. Sebagaimana ditegaskan oleh firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: “Dan ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu sekalian mendapat kemenangan”. (QS. Jumuah : 62 : 10). “Orang-orang yang beriman itu hatinya menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra’du : 13 : 26)

Pengulangan kata “hati” menjadi “hati-hati” dapat difahami bahwa hal itu mempunyai dua maksud :

a. Bahwa penambatan hati kepada Allah SWT dengan mengingat dan beribadah kepada Nya hendaknya dilakukan dengan ikhlas, tawadhu’, dan dilakukan secara terus menerus atau istiqomah serta dangan dilandasi sikap sabar dan syukur. “Dan ingatlah nama Tuhan kamu dan beribadahlah kepada Nya dengan sepenuh hati.” (QS. Al-Muzammil : 73 : 8). “Dan ingatlah kepada Tuhanmu didalam hatimu dengan merendahkan diri dan takut”. (QS. Al-A’raf : 7 : 205). “Wahai orang-orang yang beriman dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab : 33 : 41). “Ingatlah Allah diwaktu berdiri, duduk dan berbaring”. (QS. An-Nisa’ : 4 : 103).

b. Bahwa manusia tak luput dari lupa (berbuat lalai / ma’siat / dlolim), sehingga apabila lupa diingatkan untuk mengembalikan hati pada fitrahnya (mensucikan kembali hatinya dari “noda dosa”) dengan mengingat kepada Allah SWT melalui taubat dan istighfar. “Dan ingatlah akan Tuhanmu apabila kamu sedang lupa”. (QS. Al-Kahfi : 18 : 24).

Tidak semua orang dapat memiliki dua hal : Keberuntungan yang baik dan sikap (sense) yang baik (Titus luvy)

BERFIKIR BAIK DAN BENAR

Berfikir adalah berbicara dengan diri sendiri mempertimbangkan, menganalisa dan membuktikan, bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi.

Orang yang berbahagia dan tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap langkahnya secara akal sehat.

Sebagai upaya mewujudkan tuntutan reformasi, salah satu sikap yang perlu dilakukan adalah bahwa dalam proses pelaksanan pembangunan perlu adanya suatu perubahan sikap yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas untuk mewujudkan "Good Governance".

Istilah mewujudkan Good Governance menurut Menteri Kimpraswil, Ir. Erna Witoelar, M.Si. dalam pidatonya pada Hari Bakti PU ke 55 tanggal 3 Desember 2000, yaitu : "birokrasi yang bersih, berwibawa, transparan dalam menjalankan tugas pelayanan publik dalam bentuk tekad untuk memerangi praktek-praktek KKN"

Bangsa Indonesia sangat mendambakan pemerintahan yang "Good Governance", meski sampai saat ini masih jauh dari harapan.

Membangun Pemerintahan yang "Good Governance" sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku aparatur dan oleh karena itu, Pemerintah dengan sendirinya dituntut untuk meningkatkan kemampuan SDM-nya sesuai dengan bidang tugasnya, kesejahteraannya, termasuk menentukan sikap dan perilakunya agar mampu berpikir dengan baik dan benar.

Dalam sajian tulisan ini penulis berusaha memfokuskan pada sikap perilaku SDM agar mampu berpikir dengan baik dan benar, sehingga dalam melaksanakan perannya dapat mengubah sikap yang berorientasi pada pelayanan masyarakat secara prima dan transparan sesuai dengan agenda-agenda reformasi.

Alur pikir tersebut di atas, merupakan suatu pendekatan dalam menulis. Namun, sebelum membahas upaya-upaya berpikir baik dan benar sesuai dengan judul di atas, terlebih dahulu penulis mengulas tentang manusia, berpikir, berpikir logis dan berpikir positif yang semuanya itu erat kaitannya dengan judul tulisan ini.

MANUSIA

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal dan pikiran. Tanpa akal manusia tidak akan bisa membuat waduk/bendungan, jalan dan jembatan, rumah-rumah bertingkat dan sebagainya. Hanya dengan akal dan pikiran, manusia dapat berubah taraf kehidupannya dari tradisional, berkembang dan mengikuti perkembangan sampai dengan modern.

Namun, manusia tidak pernah puas dengan keadaan yang ada, mereka selalu ingin mengubah keadaan tersebut. Ketidakpuasannya menimbulkan perubahan-perubahan sehingga tercipta dunia maju.

Manusia pada umumnya selalu menghadapi berbagai masalah. Semua itu dapat diatasi, apabila ia mau berpikir yang benar. Demikian pula dilingkungan aparatur. Setiap pimpinan, baik tingkat atas maupun bawah pasti akan menghadapi berbagai masalah. Apabila jika yang dihadapi masalah-masalah yang sulit dan sangat rumit, untuk mengatasinya sangat diperlukan akal dan pikiran yang sehat.


APA BERPIKIR ITU ?

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, tentu diperlukan akal untuk berpikir secara benar. Berpikir adalah berbicara dengan diri kita sendiri, dalam batin kita, perlu mempertimbangkan, menganalisis, membuktikan sesuatu dengan masing-masing, tertentu, lalu bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Orang mengatakan berpikir yang baik adalah berpikir logis.

BERPIKIR LOGIS

Berpikir secara logis atau berpikir dengan penalaran ialah berpikir tepat dan benar yang memerlukan kerja otak dan akal sesuai dengan ilmu-ilmu logika. Setiap apa yang akan diperbuat hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang ada pada dirinya masing-masing. Jika hal tersebut sesuai dengan kenyataan dan apabila dikerjakan mendapat keuntungan, maka segera dilaksanakan.

Seandainya ada pengusaha mempunyai pikiran ingin membangun permukiman di atas sawah yang subur dan sawah tersebut telah ada jaringan irigasi teknis yang bisa dihandalkan, maka sebaiknya niat pengusaha itu digagalkan saja. Jika dilaksanakan dapat menyalahi aturan tata ruang, meresahkan petani, mengurangi lapangan kerja, dan yang paling membahayakan jika mengakibatkan timbulnya kelaparan.

Berpikir dengan cara penalaran atau berpikir logis, selain memikirkan diri kita sendiri juga harus memperhatikan lingkungan. Berpikir secara logis adalah berpikir tentang akibat yang tidak terbawa emosi.

Seandainya keinginan itu telah membara, namun tidak mengukur kekuatan kita sendiri, akhirnya berakibat buruk. Itulah sebabnya, mengapa seorang yang telah berhasil tiba-tiba mengalami depresi yang luar biasa, saat mengalami kemerosotan kekayaannya dan bahkan jiwanyapun terpengaruh juga.

Seharusnya seorang tidak atau jangan yakin dengan kebenaran yang telah dipikirkan sebelum menarik kesimpulan, lebih tepat jika gagasan yang dianggap benar itu lebih dahulu dilontarkan kepada orang lain yang dapat dipercaya. Mereka yang bisa dipercaya dapat dimintai penilaian benar atau tidaknya anggapan itu. Saran-saran orang lain sangat membantu dalam mencintai kebenaran berpikir.

Sebaiknya orang tersebut mengupayakan kesimpulan yang bersifat sungguh-sungguh, pasti, tidak ada pengaruh luar yang dapat mengguncang, mengganggu, mempengaruhi jalan pikiran atau kepastian dari kesimpulan. Suatu kesimpulan itu pasti, apabila kita tahu dengan pasti tanpa ragu-ragu bahwa kesimpulan yang kita tarik itu benar dan kesimpulan yang mengatakan sebaliknya itu salah.


BERPIKIR POSITIF

Pada umumnya manusia akan menyimpan rasa tidak enak, apabila dirinya dihina dan diejek orang lain. Kemudian timbul rasa benci terhadap mereka, tidak mudah melupakan atau memaafkan. Akan tetapi bagi orang yang berpikir positif dan kreatif, dia tidak ambil peduli dengan hinaan, menurut mereka masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang perlu pemikiran, lagi pula mengapa harus memikirkan sesuatu hal yang sepele (emang gue pikirin, bahasa betawinya).

Jika Anda benci terhadap musuh, sebenarnya Anda telah memberi mereka suatu kekuatan untuk menyerang Anda. Karena kebencian dan dendam itu membuat Anda sah, tidak bisa tidur, hati berdebar-debar, denyut jantung semakin mengeras dan serba salah.

Kebencian Anda terhadap mereka sama sekali tidak akan melukai hati mereka, tetapi malahan sebaliknya kebencian dan kecemasan Anda itu akan mempengaruhi ketegangan jiwa Anda. Jadi membenci lawan berarti menciptakan suasana pikiran yang tidak tenteram bagi diri sendiri. Hal ini tidak akan bermanfaat sedikitpun bagi kita, bahkan kita dibuat lesu, cemas, gugup, dan perasaan serba tidak enak serta yang akan rugi kita sendiri.


UPAYA BERPIKIR SECARA BAIK DAN BENAR

Biasanya orang yang sedang marah atau kalap, tidak dapat berpikir secara akal sehat dan tanpa berpikir secara penalaran, sehingga dalam keadaan seperti ini akal akan dikalahkan oleh emosi yang meledak. Manusia yang marah pasti tanpa adanya kesadaran dan keseimbangan pikiran. Pada akhirnya suatu saat dia akan kecewa oleh tingkahnya sendiri.

Orang yang berbahagia dan tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap langkahnya secara akal sehat. Dia melihat kemampuan dirinya dan selalu menarik kesimpulan dari pertimbangan-pertimbangan dengan akal sehat (rasional)

Dibawah ini merupakan suatu upaya bagaimana berpikir baik dan benar dengan melakukan cara penalaran, yang konon bisa dipelajari :

  • Harus berpikir secara kritis, hal ini dilakukan agar apabila ada sesuatu keterangan yang tidak atau belum pasti hendaknya jangan dipercaya begitu saja.
  • Sebelum bertindak sebaiknya harus berpikir lebih dahulu untuk beberapa saat (konsentrasi).
  • Pandangan harus lebih luas daripada pikiran kita sendiri, sehingga harus waspada terhadap prasangka-prasangka sendiri. Jangan menganggap benar apa yang kita sukai dan menolak apa yang kita benci.
  • Berpikir dua kali dan jangan gegabah mengambil keputusan atau mengemukakan pendapat seakan-akan kebenaran mutlak/terlalu berani tanpa perhitungan.
  • Bersikap terbuka, mungkin pendapat kita dibenarkan/dikoreksi atau ditinggalkan sama sekali atas dasar informasi yang benar.
  • Hendaknya kita berpikir dalam jangka panjang dan berpandangan luas.
  • Kita harus bersikap kritis terhadap apa yang dikemukakan oleh orang lain, untuk check and recheck juga terhadap pendapat sendiri.
  • Kita wajib bersikap optimis, mencari segi-segi positif dalam segala hal dan berdiskusi juga dalam hal berpikir, serta bersikap simpatik terhadap orang lain.
  • Harus bertaqwa, karena taqwa itu sendiri adalah merupakan sumber kejujuran. Dengan bertaqwa tentunya akan diikuti oleh kewibawaan.
  • Bersikap jujur, orang banyak belajar dari kesalahannya sendiri, asal disadari dan diakuinya.
  • Harus belajar terus-menerus
  • Bekerja dengan hatinurani yang tulus dan berpikir secara teratur dan berencana, agar mampu tampil secara profesional.

KESIMPULAN

Membangun pemerintahan yang "Good Governance" sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku aparatur. Untuk itu, bagi setiap aparatur harus berusaha agar dapat berpikir secara baik dan benar. Hal ini dapat dilakukan, asalkan ada niat dan kemauan yang keras untuk melaksanakan upaya-upaya berpikir secara baik dan benar dengan suatu penalaran.

Akhirnya, apabila Aparatur Pemerintah mampu memahami dan mengamalkan kemampuannya berpikir secara baik dan benar, Insya Allah pemerintahan yang "Good Governance" akan terwujud.

RUU BHP (Badan Hukum Pendidikan)

Polemik berkepanjangan mengenai RUU BHP tak kunjung usai sejak dirumuskan tahun 2004. Perdebatan RUU ini di DPR pun terkesan alot sampai saat ini, padahal RUU ini seharusnya rampung pada tahun 2006, RUU BHP menjadi kontroversial dan menyebabkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
UU BHP yang baru disahkan dikatakan menghina semangat penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari pemerintah, menurut UUD yang dipahami. Tetapi selepas berlakunya undang-undang Sisdiknas dan tentang UU BHP seolah-olah pemerintah berlepas tangan dalam hal penyelenggaraan pendidikan, instansi pendidikan dipaksa untuk mencari dana mandiri untuk memenuhi kebutuhan operasional pendidikan. Rakyat kecil yang seharusnya bisa mendapatkan pendidikan layak, dengan disahkannya UU BHP ini, mereka akan kesulitan untuk mendapat pendidikan tersebut karena mahalnya biaya pendidikan. Ini diakibatkan karena instansi pendidikan berlomba-lomba mencari dana mandiri, termasuk dari peserta didik.
Dijelaskan oleh Poksi X Fraksi PKS DPR RI mengenai UU BHP, bahwasannya ada dua poin mendasar yang perlu dipahami dari muatan RUU BHP ini, yakni BHP adalah badan NIRLABA yang frofesiomal. BHP dikatakan nirlaba karena terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. BHP tidak boleh mengambil keuntungan (laba) dari penyelenggaraan pendidikan.
2. BHP membantu kalangan tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan dari tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan Perguruan tinggi
3. BHP menanggung seluruh biaya pendidikan dasar tingkat SD/MI dan SMP/MTs yang diselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan untuk pendidikan menengah dan perguruan tinggi BHP menyediakan 20% pendidikan gratis.
4. BHP wajib menyaring dan menerima warga Negara Indonesia yang mempunyai potensi akademik tinggi dan kurang mampu secara ekonomi paling sedikit 20% dari jumlah keseluruhan peserta didik yang baru.
5. BHP wajib mengalokasikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik warga Negara Indonesia yang kurang mampu secara ekonomi dan atau peserta didik yang memiliki potensi akademik tinggi paling sedikit 20% dari jumlah seluruh peserta didik.
6. BHP tidak boleh memungut dana berlebihan dari masyarakat, maksimal 1/3 biaya operasional.
7. Seluruh biaya investasi, infrastruktur, alat, beasiswa, dan bantuan biaya pendidikan untuk pendidikan SD/MI, SMA/SMK/MA dan perguruan tinggi ditanggung pemerintah.
8. Adanya sangsi administrative bagi BHP yang mengambil pungutan dari masyarakat lebih dari yang dibatasi, berupa teguran lisan, tertulis, penghentian pelayanan dari pemerintah atau pemerintah daerah, penghentian hibah hingga pencabutan izin.
9. BHP menjamin keberlangsungan pendidikan peserta didik dengan menyediakan anggaran untuk membantu pembiayaan pendidikannya dalam bentuk beasiswa, bantuan biaya pendidikan, kredit mahasiswa, dan atau pemberian pekerjaan kepada mahasiswa.
10. Keuntungan dan seluruh hasil sisa usaha dari kegiatan BHP harus ditanamkan kembali ke dalam badan hukum pendidikan untuk meningkatkan kapasitas dan atau mutu layanan.
11. Kekayaan dan pendapatan BHP digunakan secara langsung atau tidak secara langsung untuk :
a. Kepentingan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam hal badan hukum pendidikan memiliki satuan pendidikan tinggi.
c. Peningkatan pelayanan pendidikan.
d. Penggunaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12. Peserta didik hanya disuruh membayar sesuai dengan kemampuannya dalam pembiayaan.
13. Ada sangsi dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan dapat ditambah dengan denda paling banyak Rp. 500.000.000.00 bagi yang menyalahgunakan kekayaan dalam pendapatan BHP.
Salah satu BHP dikatakan professional karena adanya ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. BHP diwajibkan memenuhi organ-organ yang didalamnya terdiri atas unsur-unsur
a. Organ reperentasi pemangku kepentingan.
b. Organ pengelola pendidikan.
c. Organ Audit bidang non akademik
d. Organ reperentasi pendidikan.
2. Dalam BHP dijelaskan secara rinci mengenai fungsi, tarjet, peran, dan struktur masing-masing organ tersebut.
3. Organ BHP terdiri dari semua stake holder pendidikan termasuk orang tua murid yang punya kewenangan dalam mengambil keputusan.
4. Dan seterusnya, masih banyak lainnya ketentuan-ketentuan yang dianggap professional.

Dengan adanya undang-undang badan hukum pendidikan semakin kuatlah harapan kita untuk lebih baik pendidikan yang ada di Negara Indonesia dari jenjang dasar SD/MI, SMP/MTS hingga kejenjang menengah dan perguruan tinggi, semakin berkurang anak putus sekolah dan diharapkan tidak ada sama sekali anak yang putus sekolah, dengan catatan saling terbuka dari pihak-pihak yang berwenang terhadap masyarakat, tidak menyembunyikan, tidak mempersulit dan saling berkomitmen.


Suasana Setelah Datangnya Para Pelontar Bid’ah

Beberapa abad dan kurun waktu yang panjang telah berlalu, selama itu kaum muslimin khususunya di Indonesia dalam keadaan baik, bersaudara, saling mencintai dan saling membantu. Diantara mereka terjalin persahabatan yang kokoh dan pergaulan yang harmonis. Mereka disatukan dalam bingkainya yang luas dan ajarannya yang penuh toleransi serta prinsip-prinsipnya yang tepat dan benar. Tidak ada yang mengeruhkan barisan mereka atau memporak-porandakan keutuhan mereka.

Kemudian datang suatu masa dimana kaum muslimin terlalu menyibukkan dirinya masalah “furu’iyyah” (parsial) yang tidak prinsip dan justru mengabaikan masala-masalah “kulliyyah” (konprehensif) yang sangat prinsip yang semestinya harus diberi perhatian yang besar oleh kaum muslimin.

Maka bermunculanlah perselisihan dan permusuhan diantara mereka hanya masalah furu’iyyah tersebut. Dan sebagai akibatnya adalah kemunduran kaum muslimin dan ketertinggalan mereka dalam mengikuti peradaban manusia setelah sebelumnya merekalah yamg harus menjadi perintis dan pelopornya.

Dan anehnya, orang yang menyebarkan kesalahan akibat penyimpangan dan penyelewengan dari jalan islam yang lurus ini bukannya orang-orang awam, melainkan orang-orang “khusus” yang sudah layak disebut ilmuwan dan juga menduduki tampuk kepemimpinan ummat. Mereka mengaku hendak menghidupkan ajaran ulama’ “salafus shalih” dan menyangka bahwa dirinya telah sampai kepada tingkatan intelektualitas dan kejeniusan yang tinggi dimana kebanyakan ulama’ dewasa ini tidak mampu mencapainya. Bahkan sebagian dari mereka kadang-kadang tertipu sehingga berkhayal bahwa merekalah imam-imam mujtahid. Merekapun datang dengan membawa pendapat-pendapat yang aneh yang berlawanan dengan mayoritas pendapat para ulama’, baik yang salaf maupun yang khalaf dengan maksud mencerai-beraikan barisan kaum muslimin.

Agama yang semestinya dapat memadukan hati, menyatukan barisan dan mengokohkan persaudaraan lantaran kebodohan dan ditunggangi hawa nafsu kini telah menjadi sebab perselisihan, permusuhan dan pertengkeran. Juga menjadi propaganda untuk melepaskan hubungan persaudaraan dalam iman yang telah diikat tali agama.

Mereka itu adalah orang-orang yang gila popularitas dan mengira bahwa merekalah ahli ijtihad dimasa yang penuh dengan musibah dan bencana ini. Mereka mengobarkan api permusuhan dan perpecahan diantara kaum muslimin serta menyebarkan fitnah hanya karena masalah-masalah sepele seperti menghadiahkan pahala bacaan al qur’an untuk orang mati, membaca qunut diwaktu sholat subuh, membaca usholli, mengucapkan kata sayyidina, menggerak-gerakkan jari telunjuk, berdzikir menggunakan tasbih, ziarah kubur, sholat qobliyah maghrib, sholat qobliyyah jum’at, membaca talqin di atas kubur, talak ketiga sekaligus, tarawih dua puluh rakaat, mencukur jenggot, membaca dzikir dengan jahar, mengadakan peringatan maulid nabi dan hal-hal sejenisnya yang sebenarnya tidaklah perlu terlalu diperdebatkan karena dia dalam pandangan agama hanyalah masalah-masalah kecil yang tidak prinsipil. Masalah-masalah furu’iyyah seperti itu oleh mereka justru ditempatkan pada kedudukan masala-masalah pokok yang besar dimana perbedaan pendapat didalamnya tidak boleh terjadi dan wajib dimusnahkan.

Sebenarnya masalah-masalah besar yang harus menyita perhatian kita adalah bagaimana menjaga akidah umat ini dan bagaimana kita menyatukan pendapat serta merapatkan barisan dalam rangka menanggulangi dakwah-dakwah yang menghancurkan dari organisasi misionaris Kristen dan aliran-aliran atheis. Begitu juga dengan bagaimana kita menanggulangi kebrobrokan moral yang mulai menjangkiti kalangan remaja putra-putri kita.

Yang sungguh memprihatinkan bahwa putusnya persaudaraan diantara kaum muslimin, meluasnya sikap saling bermusuhan dan suka saling melakukan perdebatan justru dijadikan sebagai satu kebanggaan dengan dalih membela agama dan menghidupkan sunnah. Terkadang juga dengan mengatasnamakan ulama “salafus shalih” padahal mereka tidaklah ikut campur dalam hal seperti itu.

Sesungguhnya mereka sedang terperangkap dalam sebuah rekayasa busuk yang telah diatur dan diprogam oleh musuh-musuh islam agar mereka senantiasa menyibukkan diri dalam masalah-masalah kecil dan sebaliknya melupakan masalah-masalah besar. Mereka telah menciptakan mala petaka yang dahsyat, persatuan islam telah mereka robek, keutuhanpun telah mereka koyak.